DIKSI ATAU GAYA BAHASA
Pada tugas kali ini saya akan
membahas tentang Diksi atau Gaya Bahasa. Diksi atau Gaya Bahasa adalah pilihan
kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu.
Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia
karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, diksi berarti “pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
(seperti yang diharapkan)”. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata
seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang
bersangkutan membuat karangan. Setiap kata memiliki makna tertentu untuk
membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja
“diubah” saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan
bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat.
Lebih dai itu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika
digunakan dalam kalimat yang berbeda. Kata yang tepat akan membantu seseorang
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun
tulisan. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi
dan tempat penggunaan kata-kata itu.
Hal yang utama mengenai diksi adalah
- Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
- Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari suatu gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kekompok masyarakat pendengar.
- Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau pembendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.
Pilihan kata atau diksi bukan hanya
memilih kata-kata yang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan
gagasan atau ide, tetapi juga menyangkut persoalan fraseologi (cara memakai
kata atau frase di dalam konstruksi yang lebih luas, baik dalam bentuk tulisan
maupun ujaran), ungkapan, dan gaya bahasa. Fraseologi mencakup persoalan
kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya, atau menyangkut cara-cara yang
khusus berbentuk ungkapan-ungkapan. Pemilihan gaya bahasa yang akan digunakan
pun merupakan kegiatan memilih kata menyangkut gaya-gaya ungkapan secara
individu.
Berikut ini kutipan kata-kata dan
gaya bahasa Vicky Prasetyo saat wawancara dengan Zaskia Gotik
Usiaku saat ini ya 29 my
age ya,tapi aku tetap masih
merindukan apresiasi. Karena basically ya aku seneng,seneng musik
gitu,walaupun kontroversi hati aku
lebih menunjukkan kepada kontroversi kemakmuran
yang kita pilih.
Ya kita,kita belajar,ehm apa yah? Harmonisasi dari hal terkecil sampai
hal terbesar. Aku pikir kita gak boleh ego terhadap 1 kepentingan
dan kudeta apa yang tetap menjadi
keinginan.
Dengan adanya hubungan ini bukan mempertakut atau mempersuram statusisasi kemakmuran keluarga
dia,tapi menjadi konviden,tapi kita
harus mensiasati kecerdasan itu. Untuk labil ekonomi kita tetap lebih baik dan
aku sangat bangga.
Kata-kata
yang digaris bawahi merupakan kata tidak baku. Dan berikut ini
kata-kata
setelah diperbaiki :
·
Usiaku : Usia saya
·
Pikir : Berfikir
·
29 my age : Umur saya 29 tahun
·
Gak boleh : Tidak boleh
·
Tapi : Tetapi
·
Ego : Egois
·
Apresiasi : Penghargaan
·
Kudeta : Mengambil alih kekuasaan
·
Seneng : Senang
·
Mempertakut : Menakuti
·
Kontroversi : Hal yang berlawanan
·
Statusisasi : Status
·
Harmonisasi : Harmoni/seimbang
·
Konviden : Nyaman
Dan dibawah ini adalah kalimat
pembenaran dari gaya bahasa wawancara vicky diatas :
Usia saya saat ini 29 tahun,tetapi
saya tetap masih merindukan penghargaan. Karena pada dasarnya saya senang
dengan musik,walaupun bertentangan dengan hati saya,lebih menunjukkan kepada
pertentangan kemakmuran yang kita pilih.
Kita belajar menyeimbangkan dari hal
terkecil sampai hal terbesar. Saya berfikir kita tidak boleh egois terhadap 1
kepentingan dan merampas hak yang tetap menjadi keinginan.
Dengan adanya hubungan ini bukan
menakuti atau mempersuram status kejayaan keluarganya,tetapi membuat nyaman dan
kita harus mensiasati kecerdasan itu. Untuk kelabilan ekonomi kita tetap lebih
baik dan aku sangat bangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar